Jumat, 22 Juni 2012

Manfaat Taubat


Salah satu judul  dari buku  “Kado  Terindah Untuk Orang Berdosa” ,
penulis Saiful Hadi El-Sutha
 
Dalam hidup ini, ada orang-orang yang merasa berputus asa dari mengharap rahmat dan ampunan Allah SWT karena merasa dirinya sudah terlanjur bergelimang dosa, menurutnya bertaubatpun percuma. Manusia hendaklah tidak berpikir senaif itu. Pesimisme terhadap rahmat dan ampunan Allah jelas merupakan sifat yang sangat tercela, sifat itu hanya pantas berada pada dri orang yang sesat dan kafir. Allah SWT berfirman dalam surah Az-Zumar : 53 yang artinya :
Katakanlah hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semua. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Segala sesuatu yang disyariatkan oleh Allah  dan Rasul-Nya pasti ada hikmah dan manfaatnya, begitupun halnya dengan perintah taubat. Ada banyak manfaat taubat yang dinyatakan baik secara implisir maupun eksplisit  oleh Allah dan Rasulullah. Diantara manfaat-manfaat taubah adalah :
1.      Taubat dapat menghapuskan segala dosa
Allah SWT dengan tegas menyatakan bahwa siapapun yang bertaubat dengan sebenar-benarnya  kepada-Nya, niscaya  Dia akan mengampuni dosa-dosa orang  tersebut.  Dengan tegas Allah menyatakan hal  itu melalui firman-Nya dalam al-Quran  Surah Taha : 82 yang artinya :
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.”
Rasulullah saw juga menegaskan bahwa siapapun yang bertaubat dengan sebenar-benarnya kepada Allah atas segala dosa yang pernah dilakukannya, maka seperti  orang yang  tidak punya dosa, melalui sabdanya  yang artinya : “ Orang yang bertaubat dari dosa, itu seperti orang yang tidak punya dosa “ (H.R. Baihaqi)

2.      Taubat dapat mengganti  keburukan  menjadi kebaikan
Inilah salah satu kemurahan Allah terhadap hamba-Nya  yang  tidak pernah berputus  asa dari mengharap rahmat dan ampunan-Nya. Dia berkenan untuk  menjadikan taubat  sebagai  ‘alat barter’ untuk mengganti  keburukan  menjadi kebaikan . Kebenaran tentang  hal ini dinyatakan dengan tegas oleh Allah melalui firman-Nya dalam Surah Al-Furqan : 70 yang artinya :
Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan . Dan adalah Allah Maha  Pengampun lagi  Maha Penyayang.”

3.      Taubat dapat mensucikan hati
Dosa itu diibaratkan sebagai noda. Ketika seseorang bayak melakukan dosa,  maka  didalam hatinya akan terkumpul  banyak  noda, dan taubat itulah yang mampu mensucikannya. Orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya , niscaya hatinya akan menjadi suci. Demikian itu yang ditegaskan  oleh Rasulullah  dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Turmuzi  dan lain-lain ini :
sesungguhnya ketika  seseorang melakukan suatu kesalahan, maka akan ditorehkan satu noda (noktah) hitam dihatinya. Ketika dia sadar, memohon ampun dan bertaubat kepada Allah, maka noktah hitam itupun akan dihapus (dibersihkan) kembali. Namun jika ia mengulangi  kesalahan-kesalahannya lagi dan lagi, maka  akan  menjadi  semakin ditambahkan noda hitam itu dalam hatinya, sehingga noda hitam itu akan menutupi hatinya.  Itulah yang dimaksudkan oleh firman Allah  dalam surah Al-Muthaffifin : 14) “ sekali-kali tidak (demikian ),    sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (HR. Ad-Dailami).

4.      Taubat dapat menjadikan hidup menjadi tenang dan damai
Orang yang mengakui kesalahan - kesalahannya  secara jujur dn sebenar-benarnya, maka hatinya akan menjadi tenang. Itulah salah satu alasan mengapa Allah memerintahkan  kita untuk segera melakukan taubat ketika menyadari baru saja melakukan kesalahan . Dalam surah Hud ayat 3 Allah menegaskan yang artinya :
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya (jika kamu mengerjakan yang demikian ), niscaya Dia akan memberi kenikatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu  yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang  yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.  Jika kamu berpaling , maka sesungguhnya aku  takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. “
  
5.      Taubat dapat mendatangkan bayak rezeki dan kekuatan
Berkenan dengan taubat dapat mendatangkan banyak rezki dan kekuatan, Allah telah menegaskannya, dalam surah Nuh : 10- 12, melalui lisan Nabi Nuh as , ketika beliau menginstruksikan kaumnya untuk segera bertaubat atas segala dosa yang telah mereka lakukan . Artinya : “ Maka aku katakan kepada mereka : “ Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan  harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.”

6.      Taubat menjadi sebab keberuntungan didunia dan akhirat
Orang yang tidak mau bertaubat, pasti akan celaka, sementara orang yang mau bertaubat, menyesali kesalahannya, dan segera kembali kepada-Nya, dengan banyak melakukan perbuatan saleh, maka dia itulah orang yang beruntung. Allah menegaskan hal itu melalui firman-Nya dalam Surah Al-Qasas : 67,  yang artinya :
Adapun orang yag bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.”

Selain itu , Allah juga telah berfirman dalam Surah Maryam : 60, yang artinya :
  Kecuali orang yag bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak  dianiaya (dirugikan) sedikitpun.”    

Jumat, 08 Juni 2012

Berpikir positif itu jalan

Se-bab dari buku A.N.Ubaedy dalam buku kedahsyatan berpikir positif  (Human Learning Specialist):

 Menurut Abraham Maslow, yang terpenting untuk diingat manusia adalah membedakan antara jalan jalan dan tujuan dalam praktek hidup. Dalam teori , pasti semua orang sudah tahu apa itu perbedaan antara jalan dan tujuan, tetapi  dalam praktek , jawabannya belum tentu.
Andaikan semua orang  sudah mengerti  perbedaan  antara jalan dan tujuan  dalam praktek, tentulah ilmu manajemen tidak sampai berpetuah : jangan menjadikan  aktivitas sebagai tujuan. Aktivitas adalah jalan, cara atau sarana, sedangkan tujuan adalah sasaran yang hendak  kita wujudkan denga cara yang kita terapkan . Aktivitas bukanlah tujuan dan tujuan bukanlah aktivitas, dan karena  itu perlu dibedakan. Sekali-kali  kita perlu bertanya apakah berpikir positif itu jalan  atau tujuan?  Kalau sebagai jalan berarti  setelah kita berpikir positif mash ada proses  positif  yang perlu kita jalani. Tapi kalau sebagai tujuan  berarti kita cukup  hanya sampai pada tahap  menciptakan  pikiran positif dan selesai. 
Memilih  sebagai jalan atau tujuan , sebenarnya adalah hak kita. Tidak ada orang yang akan melaporkan kita ke polisi dengan memilih salah satunya.  Tetapi kalau kita berbicara manfaat  yang sedikit  dan manfaat yang banyak , maka berpikir positif itu adalah jalan yang kita bangun untuk mencapai  tujuan yang kita inginkan . logikanya, jika jalan yang  kita pilih itu positif, maka perjalanan kita menuju keterminal  tujuan  juga positifnya  atau terhindar  dari hambatan-hambatan  negatif  akibat   dari kekeliruan  kita dalam memilih jalan.
Hal ini agak berbeda dengan ketika kita memilihnya sebagai tujuan . Dibilang baik memang sudah baik dan bilang untung memang sudah untung. Untung yang paling riil adalah mendapatkan suasana batin yang positif atau terhindar dari hal-hal buruk  yang diakibatkan oleh pikiran negatif. Hanya saja, jika ini dikaitkan dengan persoalan mengaktualkan  potensi atau meraih prestasi yang lebih tinggi, tentulah masih belum  final .
Mengapa? Perlu disadari bahwa suasana batin yang sepositif apapun tidak bisa mengaktualisasikan potensi sedikitpun meskipun kalau suasana batin kita keruh akibat pikiran negatif, maka usaha kita untuk mengaktualisasikan potensi itu dipastikan terhambat. Jangankan potensi, sampahpun, menurut Tom Peters, tidak bisa dibuang  oleh pemikiran  yang jenius atau oleh strategi yang  jitu.
Bahkan menurut Charles A. O’Reilly, professor dari Stanford Graduate School Of Business, dunia ini tidak peduli dengan apa yang kita tahu kecuali apa yang kita lakukan. Puncak dari kehidupan ini adalah tindakan, bukan pengetahuan.  Mahatma Gandhi menyimpulkan bahwa  ukuran  penilaian manusia yang paling akhir adalah aksi, titik. Ini sudah klop dengan penjelasan Tuhan bahwa kita khayalkan (fantasi) melainkan dari  apa yang kita usahakan.
Pendeknya, berpikir positif itu adalah jalan untuk mencapai tujuan. Jika jalan itu digunakan, maka  akan mengantarkan kita pada tujuan secara lebih efektif dan efesien. Tapi jika jalan itu kita biarkan (berpikir positif untuk hanya berpikir positif)  ya hasilnya tidak nyata.     
Jujur perlu kita akui, meski secara teori sudah  banyak  yang tahu tentang berpikir positif, tapi dalam prakteknya, masih belum banyak yang bisa  membedakan  apakah pikiran positifnya itu dipahami sebagai jalan atau tujuan. Kalau kita berpikir positif tentang  kegagalan, tentu ini baik. Tapi jika kita hanya berhenti pada pikiran positif, ya manfaatnya tidak seberapa. Kalau kita berpikir positif bahwa dibalik musibah itu ada hikmahnya, itu baik. Tapi jika hanya berhenti pada  pemahaman itu. Tentu manfaatnya  tidak seberapa.
Ciri khas yang paling menonjol dari orang yang memahami proses berpikir positif itu sebagai jalan adalah adaya lagkah hidup yang dinamis. Seperti  apa langkah hidup  yang dinamis itu? Langkah hidup yang dinamis adalah ketika kita tetap berusaha atau berjuang merealisasikan tujuan-tujuan positif atau target-target positif secara berkelanjutan  (berproses). Sehingga ini menghasilkan sebuah pencapaian hidup yag digambarkan dalam sebuah kalimat dibawah ini :
Hari ini lebih baik dari hari kemarin
Dan hari esok lebih baik dari hari ini
Semua penguasa, semua profesional , semua karyawan atau semua pelajar yang berprestasi tinggi punya langkah hidup  yang dinamis. Mereka memang terkadang  menemui jalan buntu, mengalami kegagalan , menghadapi kesulitan dan lain-lain, tetapi  mereka  tetap  berupaya untuk  terus mencapai tujuan – tujuan positifnya secara berproses.
Ciri – ciri umum orang yang memahami proses berpikir  positif sebagai jalan :
1.       Bahagia dengan dirinya / bisa menciptakan kebahagian didalaam dirinya
2.       Punya kesimpulan positif terhadaap dirinya
3.       Punya kepercayaan yang bagus terhadap kemampuannya
4.       Bisa  menjalin hubungan positif dengan orang  lain
5.       Bisa menjalin hubungan yang hormonis dengan kenyataan, baik yang  ok ataupun yang tidak ok
6.       Langkahnya dinamis
7.       Prestasi hidupnya terus bertambah membaik.
Meminjam istilahnya Fox (1995) langkah mereka dinamis karena mereka adalah orang yang tangguh (resilience), ciri-ciri umumnya antara lain :
1.       Mereka memilih keputusan untuk melangkah maju. Mereka memghindari keputusan untuk berhenti atau mundur (stepping  forward)
2.       Mereka punya kemampuan dalam menyerap  pelajaran positifnya dibalik kekacauan (learning from chaos)
3.       Mereka punya kemampuan dalam menyeleksi materi yang ditekuninya (selective learner)
4.       Mereka berpikir dalam konteks peluang, kemampuan, kemungkinan dan menjauhi pikiran-pikiran tentang keterbatasan, kekurangan atau ketidakmampuan (oppurtunity and possibility approach)
5.       Mereka punya dorongan untuk menghasilkan perbedaan yang unik  (creative people).
6.       Mereka memunculkan banyak alternatif dan opsi untuk bisa sampai pada sasaran yang dituju (explorer  poeople)
7.       Mereka punya keyakinan yang kuat bahwa dirinya mampu untuk  mewujudkan apa yang diinginkan (the “I can mental attitude)
Rutter (1987) mendefinisikan  “resilience” ini sebagai sebuah kutub positif  dari perbedaan individu dalam meresponi stres atau penderitaan. Ini berarti bahwa menjadi orang yang resilient atau tidak, itu murni pilihan kita., bukan bawaan. Siapapun kita dan apapun latar belakang kita, sama-sama punya kesempatan yang sama untuk menjadi orang yang resilient asalkan mau belajar.
                Salah satu proses pembelajaran yang paling penting disini adalah menjadikan pikiran positif sebagai jalan untuk kita gunakan dalam berjalan menuju apa yang kita inginkan. Ini persis  seperti apa yang disarankan ajaran agama.  Ajaran agama menganjurkan agar kita ini menjalani hidup seperti musafir, bukan seperti orang  yang mendiami terminal.
Maksudnya, kita diperintahkan untuk terus melakukan upaya-upaya  pencapaian prestasi atau keadaan yang lebih bagus dari hari kehari, terlepas apapun keadaan  kita hari ini.  Musafir selalu melakukan perjalanan. Musafir selalu punya harapan yang lebih bagus. Musafir  selalu melakukan perjalanan.  Musafir  selalu punya harapan yang lebih bagus. Musafir selalu mencari peta yang lebih mudah dilalui. Musafir  tidak pernah berhenti pada satu tempat atau terminal untuk selama-lamanya.  
Menurut kajian dibidang  psikologi karir (career  psychology) menjalankan gaya hidup seperti musafir  ini  ternyata punya dampak  yang sangat positif bagi kejiwaan  seorang karyawan. Orang-orag yang  bathinnya  dinamis, ternyata  punya kemampuan  yang  jauh lebih bagus dalam mencintai  profesinya atau pekerjaannya. Sebaliknya orang-orang  yang bathinnya mandek  (mendiami terminal) , mereka selalu  ingin pindah profesi atau pekerjaan dengan alasan yang tidak jelas.
Didalam proses pembelajaran bagaimana berpikir positif ada namanya street  smart  membuka diri. Kita sudah bisa menangkap maksudnya bahwa dengan kecerdasan  yang kita miliki berdasarkan  proses hidup  yang kita jalani. Kecerdasan dini adalah kemampuan merealisasikan  tujuan dan kemampuan  mengatasi masalah  yang menghambat realisasi.  Menurut  Prof. Sternberg, ukuran kecerdasan seseorang itu  bukanlah  tes akademik, melainkan praktek hidup.
Ada gambaran  konkrit soal street  smart  ini dari pak Bob Sadino, saat menceritakan  rahasia kesuksesan usahanya , cukup satu langkah awal. Ada kerikil saya singkirkan, melangkah lagi.  Bertemu duri saya sibakkan, melangkah lagi. Terhalang lobang saya lompati, melangkah lagi. Bertemu api saya mundur, melangkah lagi. Berjalan  terus dan menghadapi  masalah.
Jadi , kita perlu memahami konsep berpikir positif ini sebagai  jalan untuk kita gunakan , bukan sebagai tujuan. Alasannya, dengan menjadikannya sebagai  jalan, berarti akan mendinamiskan langkah kita. Langkah yang dinamis ini akan menhgasilkan output positif secara batin dan secara lahir (hasil fisik dan non fisik) .
“ Belajarlah menjadi orang yang bahagia dengan
Apa yang anda miliki, sementara anda tetap berusaha
Untuk mendapatkan apa yang masih belum anda capai.”
(Jim Rohn)

Minggu, 03 Juni 2012

suatu hari di PL


Bosan seharian dirumah, aku memutuskan ke PL ( pantai losari) dengan kendaraan roda dua, aku berboncengan dengan sahabatku Nora. Kotaku yang sudah mulai temaram dibalut dingin dan angin sepoi-sepoi, ditaburi bintang gemintang menemani para  petualang yang menjejal berbagai kesibukan malamnya.  Kami menyusuri  jalanan perkotaan yang  semakin ramai oleh padatnya kendaraan. Disetiap sudut nampak lampu jalanan dan gedung-gedung berkerlap-kerlip menambah  semaraknya  malam senin.  Kota yang sudah  tidak tidur 24 jam, rupa-rupanya kotaku sudah bermerek kota megapolitan, semakin malam semakin  meriah. Kulirik  jam dipergelangan tanganku jam sebelas lewat duabelas menit.  Kalau zaman saya SD dulu, jam segini sudah terbang kepulau kapuk alias ngorok. Yah….sekarang zaman telah berubah. Sekarang untuk sebuah urusan  harus diselesaikan sampai larut malam, 24 jam. Begitu kali ciri kota megapolitan . Entah siapa yang memberi  kontribusi  bersibuk-sibuk ria sampai jam malam, kotanyakah , manusianya atau tuntutan kesibukan. Entahlah….tapi manusia adalah pemegang kendali dari ketiga hal tersebut.
  Akhirnya kami sampai juga di PL, nampak tempat parkir dipadati oleh kendaraan  bermotor.  Setelah mendapat tempat untuk parkir motor, saya dan Nora menyusuri pelataran PL, berbentuk setengah lingkaran dengan luas hampir satu hektare. Para pedagang dadakan rame menawarkan dagangannya, mulai dari baju kos, sovenir khas daerah, makanan, snack dan berbagai minuman sampai dengan mainan anak-anak.  Kami memilih tempat  duduk  yang  terbuat dari beton  berbentuk bundar dan ditengahnya ada pohon kelapa.  Pandangan kami langsung menghadap kelaut . Angin laut mempermainkan jilbab kami, dingin menembus pori-pori. 
PL  sangat terkenal diseluruh dunia,  apalagi ketika sore menjelang, ratusan orang sengaja datang  nongkrong  menikmati  panorama sunset,  kata wisatawan mancanegara merupakan sunset  terindah didunia. PL adalah waterfront-nya Kota Makassar. Berbentuk garis pantai sepanjang kurang lebih satu kilometer . Agar lebih  asyik  menikmati  matahari merah yang terbenam disore hari, disediakan juga banana boat dan perahu bebek.  Ah pokoknya  PL  tempat  santai  yang murah, meriah dan asyik, apalagi  lokasinya tidak jauh dari pusat kota hanya 3 kilometer.
Saya dan Nora  asyik  membahas kegiatan  kami untuk bulan depan sambil makan kacang rebus ditemani  sarabba, minuman  hangat khas  Makassar, yang terbuat dari campuran jahe, gula merah/aren, marica, santan kemudian dimasak sampai kental;  ketika tiba-tiba ada yang  menegurku,   
“ Nurul….! Kamu Nurulkan?! Aku Tia….” Sejenak aku melongo, mencoba mengingat-ingat  siapa gerangan  wanita yang mengaku  mengenalku. Rasa-rasanya aku mengenal tapi aku lupa dimana dan kapan. Duh…ingatanku ini sudah tak setajam dulu lagi.
“Tia, teman kuliah dulu, itu lho yang anak sospol. Kitakan dulu sama-sama panitia seminar. Kamu ketua panitianya  dan  saya sekretarisnya. Ingatkan…”   
“wah…kalau  Tia masih mengingat wajahku  setelah  sekian tahun berlalu, itu berarti wajahku masih wajah  anak  kuliahan, hihihihi……” senyumku dalam hati.
“O… iya, wah sudah lama kita tidak ketemu, kamu masih cantik , masih seperti dulu.” Akhirya aku putuskan untuk pura-pura mengenalnya, daripada lama-lama bengong, namun aku mencoba mengingat temanku yang satu ini. Perasaan waktu kuliah dulu, emang pernah ikut seminar  difakultas sospol , tapi bukan  sebagai  panitia, cuma peserta doang.  Adanya juga ketua panitia tapi itu difakultas saya, ekonomi  manajemen. Aku mempersilahkannya duduk dan menawarkan kacang rebus dan sarabba.  Aku juga memperkenalkannya ke Nora.
“Tia kok kamu sendirian ke PL,  trus sekarang kamu sudah menetap di Makassar atau sekedar  liburan.”  Aku masih mencoba mengingat-ingat , membuka kembali  lembaran  masa kuliah dulu. Aku jadi ragu, jangan-jangan  Tia salah orang  nih. Nora  juga, ngak ngomong apa-apa kalau mengenal Tia, padahal kami satu fakultas.  Tapi aku mengerti , zaman kuliah dulu, Nora ndak banyak gaul dengan mahasiswa fakultas lain. Mungkin  Nora emang tidak mengenal  Tia.   
“Hmmmm….aku sendirian ke Makassar, sebetulnya aku menetap di Bandung. Tapi aku lagi ada masalah, jadi aku pulang kampung. Kamu masih ingat kampung sayakan, Nurul?”.
“Duh….mana aku tahu. Mengingatmu sebagai teman kuliahku dulu saja, sampai detik ini aku belum ingat-ingat apalagi mengingat kampungmu.” Bisikkku dalam hati.
“iya..” jawabku datar dan ragu-ragu.
“kenapa ya…percintaan selalu diuji dengan perselingkuhan..” Raut wajah Tia berubah dratis, menjadi  sendu,  bukan senang duit,  tapi sedih. Dari lampu mercuri yang terpasang dibeberapa sudut PL, nampak mata Tia berkaca-kaca.
“Wah…gawat. Kalau sudah bicara perasaan, apalagi pengkhianatan. Aku  angkat tangan deh. Jadi bingung .  Tepatnya  bukan bingung tapi aku benar-benar lagi tidak mood bicara hati terluka  ini malam. Karena seharian ini, sudah tiga orang curhatan dengan masalah yang sama, manalagi aku harus menguras otak untuk proyekku selanjutnya. “  Aku mencoba tersenyum tulus dan simpati  didepan Tia.
“Aku telah memberikan segalanya. Aku memperhatikan dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Aku tulus ikhlas mencintainya, tapi apa  balasannya,  sebuah pengkhianatan, pengkhianatannya tidak tanggung-tanggung, berselingkuh dengan teman saya sendiri!”  Suara Tia mulai meninggi dan agak parau.  Air matanya satu dua butir membasahi bulu mata palsunya.  Aku belum mengeluarkan suara tapi  kuelus pundaknya sebagai rasa simpatiku.  Sebetulnya  aku  dan Nora ke PL untuk melepas  penat karena seharian aku menyelesaikan proyek proposal. Tapi rupa-rupanya  jadi tempat curhat deh.  Yah… ndak apa-apalah.  Walau tidak memberi  pendapat tapi mendengar  keluhan seseorang , setidak-tidaknya sama dengan 50% masalahnya telah terselesaikan. Hihihi ….ini teori siapa ya…., aku ngarang aja deh….
“Kamu tahu Nurul, aku mengeluarkan banyak uang untuk menjaga penampilanku, itu semua demi dia, agar  betah berada disampingku dan tidak malu berjalan denganku. Aku belajar dan bekerja dengan giat,  aku pingin dia bangga , bahwa kekasih hatinya  ini adalah wanita smart. Bukankah laki-laki suka dengan wanita smart  juga mandiri. Walau aku capek seharian kerja, waktu untuknya selalu ada.  Tapi apa ? Dia tidak pernah menghargai itu semua.  Malah  tega menduakan cintaku. Apakah  semua laki-laki begitu?  Dan kenapa wanita itu juga tega menjalin hubungan dengan laki-laki yang sudah ada pasangannya. Tidak punya perasaan, bagaimana kalau wanita tersebut berada diposisiku, pasti  dia juga sakit hati!”  Kembali  aku tersenyum  simpati  sambil menepuk  pelan punggung tangan kanannya. Kulirik sejenak Nora  yang  duduk  disamping  kiriku, Nora hanya diam sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, wajahnya ikut  sendu-kalau ini benar sendu= senang duit, emang  Nora senang duit , hehehehe…
“ Mungkin Allah sedang  mengujiku, karena aku sangat mencintainya. Mungkin Allah cemburu karena  aku sangat mencintai mahluknya  lebih dari dirinya?”  Aku menatap wajah Tia yang sudah basah oleh linangan air mata. Aku memberikan senyum manisku dan menarik napas pelan.  Nora serta merta memberikan Tia dua lembar tissue.  Aku  berpikir, kata-kata apa yang cocok kukeluarkan untuk menghiburnya. Aku teringat salah satu bacaan Al-Quran   An-Nahl : 96 : “ Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada  orang-orang  yang sabar dengan pahala  yang lebih  baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
    “ Hatiku sakit…, aku nanya , apa kesalahanku , supaya aku bisa perbaiki. Tapi apa jawabnya tidak ada. Bagaimana aku bisa memperbaiki  kesalahanku bila  dia jawab tidak ada, dasar laki-laki pengkhianat. Huk..huk…huk…, apa sih yang dia banggakan dengan wanita itu! Huk…huk…huk…….”
Aku manatap laut didepanku, hitam dan gelap, walau ada lampu mercuri menyorot kearah laut tapi tidak bisa menerangi secara maksimal. Pengunjung  masih ramai  bercengkerama  di sekitar pelataran PL.  Nampak dijalanan , dibelakang kami, suara  hiruk pikuk motor beradu dengan kendaraan roda empat  belum juga reda. Jam rolexku , menunjukkan kurang lima menit jam dua belas. Kubiarkan Tia menangis sesunggukan, melepas  galau dihatinya.  Aku seruput sarabbaku yang tinggal dua tengguk lagi. Sudah dingin tapi masih menghangatkan.  Aku masih bingung kata-kata  untuk menghibur  Tia, yang mengaku teman kuliahku dulu. Kalau aku katakan sabar, ah…ngak pas banget, pasti Tia sudah tahu itu. Aku katakan  cooling down dulu, bukankah  Tia ke Makassar  sudah melakukannya.  Kalau aku katakan walk away, sama aja. Sekarang  Tia sudah walk away, dari Bandung ke Makassar.  Pingin aku tawarkan bukuku, beli dong  bukuku, ada hikmah untuk  yang lagi merana karena cinta, tapi ngak etis banget, orang lagi sedih, malah jualan , iya sih....promosi   terselubung , hihiihhi…. Kuputuskan aku diam saja dulu. Membiarkan semua  kegundahannya menyeruak keluar  sampai rongga dadanya terasa lapang untuk kembali  berpijak  pada  kenyataan  yang  ada.
       “ Nurul andai aku ngak takut hukum dan murka Allah , sudah lama tuh orang kumutilasi…”  Aku tidak kaget dia mengatakannya, aku hanya istiqfar mendengarnya. Aku mengerti , pasti semua yang mengalami  kekacauan hati,  berpikir sama, nafsu untuk menyakiti  orang yang telah menyakiti  hati. Semoga Allah masih melindungi  jiwa-jiwa yang penuh amarah.  Kalau aku mengalami  hal yang sama dengan Tia, aku juga  akan mengatakan yang  sama. Kadang nasehat yang pernah kita berikan  pada seseorang untuk menepis rasa sakit, sudah tidak diingat lagi. Yang ada hanya  rasa  pedih dan terpuruk, entah apa yang akan dilakukan untuk menghilangkan rasa  tersebut.  
Tiba-tiba lantunan  lagu someone liku you dari Adele, membuyarkan kediaman kami bertiga. Cocok sekali lagu Adele dengan keadaan Tia sekarang. Bergegas wanita yang berkulit putih ini  melap air yang mengalir dihidungnya dan bergegas membuka tasnya, mengambil  Hp merek terkenal  ” Ya..hallo, ya masih dilosari, ini juga sudah mau balik. Ya ok. ”  Klik.. Tia kembali menaruh Hpnya didalam  tas jinjing  warna coklat, senada dengan  sepatu casualnya yang  juga  merek terkenal.  Tia berdiri , aku dan Nora juga berdiri, kami bertiga tersenyum. Nampak senyum Tia belum sempurna betul  karena wajahnya masih sembab oleh air mata luka.
” Aku pamit deluan. Sampai ketemu ya..., nanti aku telpon kamu Nurul, kita ngobrol lagi, reunian masa-masa kuliah dulu”.
”Siplah aku tunggu kabar kamu..”.   kami berjabat tangan , cipiki, cipika, say good  by...Tia berjalan pelan menuju tempat parkir.
”Eh....emang  kamu punya no hpnya ”. Tiba – tiba Nora menyenggol  tanganku. Aku diam sejenak mengingat-ngingat.  Aku menggelengkan kepala. Kami berdua tertawa terbahak-bahak menyadari kelalaian ini, bagaimana mau reunian, kami tidak tukaran no hp.
”sampai sekarang, aku lupa , Tia itu teman kuliahku dulu atau teman organisasi. Aku betul-betul sudah tua ya..., kamu sendiri  merasa tidak, Tia itu teman kita dulu”.  Nora menggelengkan kepalanya.
”jangan-jangan Tia salah orang,  mungkin kamu mirip temannya.” Nora menduga-duga.
” Aku juga tadinya berpikir begitu,  entahlah. Tapi setidak-tidaknya kita sudah membantu meringankan  beban dihatinya.  Nora  pulang yuk, sudah  ngantuk nih.”  Akhirnya  acara melepas penat berganti  mendengar  curhat .  Namun it’s oke. Semoga Tia diringankan kegundahannya.amin.doaku dalam hati sambil mengikuti langkah nora kepalataran parkir.
Aku menatap bintang dilangit , tak seorangpun bisa menghitung  berapa jumlah bintang yang bertaburan  dilangit gelap.  Termasuk nikmat Allah , tidak ada  seorangpun  bisa mengukur nikmat Allah. Yang  ada  pada diri kita , selalu merasa  ada yang kurang, ngak pas, ngak cocok dengan  kehidupan yang kita jalani. Diberi pasangan yang  cantik dan cerdas, belum tentu pas dihati. Diberi pasangan yang ganteng lagi kaya, masih juga ada yang kurang. Diberi pasangan  yang sangat pengertian, shaleh/shaleha , rasa-rasanya  perlu  nambah yang baru, apalagi kalau pasangan kita banyak minusnya, so pasti wajahnya  tiap hari mengkerut.   Wallahu alam bisawwab. 
QS Al-Maidah (5) : 48 : “ Sekiranya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan-Nya satu  ummat (saja) tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepada kamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.”
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.” (An-Nahl: 83).
"Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Sungguh, jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan tambah ni'matKu kepada kalian, dan sungguh jika kalian kufur, sesungguhnya 'adzabKu amat pedih!" (Ibrahiim 7).

  ”...Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik..." (An-Nur 26).
".. .Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah Maha Mengetahui sedang kalian tidak mengetahui." (Al-Baqarah 216).

Kalau sudah  masuk keranah perasaan, sepertinya aku bertambah bego.  Tapi  yang  jelas saya harus open mind dan move on saja. Katanya hidup ini terlalu singkat  untuk  yang  namanya  galau, sakit hati  dan sejenisnya, walau tidak bisa dihindari, karena itu merupakan salah satu bagian dari kehidupan.  Didalam Surat Al Balad  diutarakan bahwa manusia haruslah bersusah payah mencari kebahagiaan dan Allah sendiri telah menunjukkan jalan yang membawa kepada kebaikan, dan jalan yang membawa kepada kesengsaraan. Tuhan menggambarkan bahwa jalan yang membawa kepada kebahagiaan itu lebih sulit menempuhnya daripada yang membawa kepada kesengsaraan :)