“Kenapa
Yo? Dari tadi kamu menarik napas melulu.” Aku memperhatikan sahabatku yang lagi
asyik matut-matut diri didepan kaca sambil meraba-raba wajahnya yang cabi
dengan kedua telapak tangannya. Bibirnya dimonyong-monyongkan kekiri kekanan,
memperhatikan wajahnya dari arah samping, kiri dan kanan.
Dahiku mengkerut, “Ngapain sih ini orang.” Bathinku.
“Berapa
sih umur kita sekarang?” Aku tertawa ngakak mendapat pertanyaan seperti itu.
“Coba
mana kalkulator, sini aku hitung.” Aku tersenyum. “Duh…. hari gini tanya umur.”
Kataku lagi.
“
Ah….kamu ada-ada saja, masa pake kalkulator.”
“Lha…kamu
tuh kenapa tiba-tiba tanya umur, kan sudah tahu umur kamu berapa. Ada
apa sih, takut tua…?” selidikku sambil menyeruput teh hangat.
“
Apa kita masuk golongan wanita paruh baya?”
“Kalau
iya, kenapa! takut tua? Ada tuh iklan jangan takut
tua, atasi dengan cream pencegah penuaan dini, atau pake
botox atau kalau banyak duit operasi plastik di Korea, bisa-bisa kayek boneka
berbie deh.”
Jawabku asal-asalan sambil
menggigit doko-doko unti1 kesukaanku.
“Ah
kamu ini becanda melulu, aku serius.” Kuperhatikan wajah sahabatku dengan
seksama yang telah duduk didepanku
sambil kutuangkan teh dicangkirnya.
“Belum
ada tuh keriput diwajahmu. Yo, Jaman sekarang, ada juga wanita masih muda tapi
sudah keriput. Apalagi kalau tidak dirawat. Itu semua karena faktor makanan,
udara, stress karena kehidupan dll. Tapi ada juga wanita paruh baya masih muda
belia seperti umur dua puluhan, bisa jadi karena perawatan yang maksimal,
operasi atau apalah. Tapi letaknya bukan di ‘apakah kita ini masuk golongan
wanita paruh baya atau golongan teman sebaya atau sebaya dengan siapa’, tapi
apa yang sudah kita lakukan diusia kita sekarang ini.”
Yo
memperbaiki letak duduknya sambil memperhatikanku dengan seksama. Aku menaikkan
alis kiri.
“Iya…
ya…apa yang sudah kita lakukan diusia kita sekarang ini?’ Yo bersuara.
“
Nah itu dia tuh yang harus dicarikan jawabannya. Yah….kita selama ini sibuk
memperbaiki penampilan, tapi lupa memperbaiki aqidah
kita. Sibuk menjaga bedak, lipstik, aye syedow agar tidak luntur, tapi lupa
menjaga wudhu. Sibuk mengikuti kursus kepribadian, tapi tidak ada waktu untuk ngaji. Sibuk mencari prestise, tapi tidak meningkatkan
kualitas iman. Sibuk memperbaiki penampilan didepan orang, tapi setiap bertemu Alloh pada saat sholat, penampilan kita ala kadarnya, malah pake daster yang lusuh. Jadi mulailah kita memperbaiki
apa yang sudah menjadi ketetapan Alloh, yang sesuai Al-Qur’an dan sunnahtulloh”.
Jelasku panjang lebar.
“Kamu
benar, kita terlalu sibuk dengan dunia kita, padahal Alloh tidak menginginkan
apa-apa dari kita. Kita yang butuh tapi kok belagu banget ya….”
“
Demi waktu, sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menatapi kebenaran
dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran.(Q.S. AI Ashr: 1-3).” Tambahku
bak seorang ustadzah.
“Iya
, sungguh mengerikan kita telah menyia-nyiakan umur kita dengan hal-hal yang
tidak disenangi Alloh dan yang telah dicontohkan Rasullulloh. Yo berkata pelan,
wajahnya agak senduh.
“Aku
teringat dalam hadits qudsi, "Pada setiap fajar ada dua malaikat yang
berseru-seru: "Wahai anak Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang
untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya.
Karena aku tidak kembali lagi sehingga hari pengadilan.” Tambah Yo dengan
masygul.
“ Manfaatkanlah
lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu
sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu
luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al
Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai
syarat Bukhari-Muslim).” Lanjutku, kemudian menyeruput teh yang tinggal
seperempat gelas.
“Menurutmu
apa yang harus kita lakukan diusia kita sekarang ini.” Aku tersenyum mendengar pertanyaan sahabatku ini. Aku malu juga dengan
pertanyaan seperti itu, “apa yang
sudah kulakukan ya dengan hari-hariku selama ini?” Bathinku .
“ Iya..ya, seharusnya kita setiap hari muhasabah, intropeksi diri,
mengevaluasi segala perbuatan yang telah kita lakukan. Sebagai seorang
muslimah, apalagi diusia kita yang tidak muda lagi, kita harus bijaksana dalam
menggunakan waktu. Tidak menyia-nyiakan waktu. Karena waktu
tidak akan datang lagi. Seperti yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali tempat yang
paling jauh dari kita didunia adalah masa lalu, walau dengan cara apapun masa
lalu tidak akan kembali. Dan yang terpenting adalah agar iman selalu bertambah
jangan sampai berkurang. Basyr bin Al Harits berkata, “Aku
pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashroh dan ia sedang menangis. Aku
bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia menjawab, “Aku menangis karena
umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu, semakin dekat pula
ajalku, namun belum jelas juga amalku.” (Mujalasah wa Jawahir Al ‘Ilm,
1: 46, Asy Syamilah). Terangku seperti gaya udztazah-udztazah, tapi dilubuk hatiku yang dalam, aku takut juga waktuku
yang telah kusia-siakan.
“
Trus…” Yo mendesakkan melanjutkan penjelasanku.
“Trus...hmmm…,
yah kita harus semangat memperbaiki diri, Alloh
itu maha mendengar, maha melihat, apa
yang ada didalam hati kita dan melihat semua tingkah pola kita selama hidup
didunia. 24 jam kita dalam pengawasan Alloh. Untuk itu kita harus membaca
bacaan yang bermanfaat, seperti baca Al-Qur’an setiap hari, berdzikir, menjaga
silaturahmi, taat pada suami, mendidik anak dengan baik, memperbaiki shalat
fardhu, shalat tepat pada waktunya dan meningkatkan shalat sunnah, saling
mengingatkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, bergaullah
dengan orang-orang yang sholeha, bersedaqoh dan juga saling memaafkan. Pokoknya ikuti aja deh apa yang diperintahkan
Alloh dan yang dicontohkan Rasululloh, Alloh sudah memberi format bagaimana
selamat dunia akhirat, ingat kehidupan yang sesungguhnya diakhirat bukan
didunia, Alloh itu ingin diibadahi sesuai yang diinginkan, jangan
ditambah-tambahi, dilebih-lebihkan”. Aku tersenyum pada sahabatku
ini yang duduk tepekur menatap penganan diatas meja. Entah apa yang sedang
dipikirkan. Aku teringat dengan waktu-waktu
yang sudah kulalui, betapa banyak hal ceroboh yang sudah kukerjakan.
Semoga masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Tidak akan beranjak kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat
sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, apa
yang telah di amalkan; tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia
habiskan; dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan." (HR. At-Tirmidzi,
no. 2417, ad-Darimi, I/135, dan Abu Ya'la dalam Musnadnya, no. 7397). Tambahku.
“ Bunyi adzan tuh…, yuk kita shalat.
Justru diusia seperti kita ini harus
semangat memperbaiki diri serta semakin meningkatkan keimanan kita. Ajak Yo
sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir.(QS
: Al-Baqarah : 286).
1.doko-doko unti = kue
khas Makassar, terbuat dari tepung beras dicampur santan dan didalamnya
terdapat potongan pisang, kemudian dibungkus daun pisang.