Minggu, 19 Mei 2013

WANITA PARUH BAYA


“Kenapa Yo? Dari tadi kamu menarik napas melulu.” Aku memperhatikan sahabatku yang lagi asyik matut-matut diri didepan kaca sambil meraba-raba wajahnya yang cabi dengan kedua telapak tangannya. Bibirnya dimonyong-monyongkan kekiri kekanan, memperhatikan wajahnya dari arah samping, kiri dan kanan. Dahiku mengkerut, “Ngapain sih ini orang.” Bathinku.
“Berapa sih umur kita sekarang?” Aku tertawa ngakak mendapat pertanyaan seperti itu.
“Coba mana kalkulator, sini aku hitung.” Aku tersenyum. “Duh…. hari gini tanya umur.” Kataku lagi.
“ Ah….kamu ada-ada saja, masa pake kalkulator.”
“Lha…kamu tuh kenapa tiba-tiba tanya umur, kan sudah tahu umur kamu berapa. Ada apa sih, takut tua…?” selidikku sambil menyeruput teh hangat.
“ Apa kita masuk golongan wanita paruh baya?”
“Kalau iya, kenapa! takut tua? Ada tuh iklan jangan takut tua, atasi dengan cream pencegah penuaan dini, atau pake botox atau kalau banyak duit operasi plastik di Korea, bisa-bisa kayek boneka berbie deh.” Jawabku asal-asalan  sambil menggigit  doko-doko unti1 kesukaanku.
“Ah kamu ini becanda melulu, aku serius.” Kuperhatikan wajah sahabatku dengan seksama yang telah  duduk  didepanku sambil kutuangkan teh dicangkirnya.
“Belum ada tuh keriput diwajahmu. Yo, Jaman sekarang, ada juga wanita masih muda tapi sudah keriput. Apalagi kalau tidak dirawat. Itu semua karena faktor makanan, udara, stress karena kehidupan dll. Tapi ada juga wanita paruh baya masih muda belia seperti umur dua puluhan, bisa jadi karena perawatan yang maksimal, operasi atau apalah. Tapi letaknya bukan di ‘apakah kita ini masuk golongan wanita paruh baya atau golongan teman sebaya atau sebaya dengan siapa’, tapi apa yang sudah kita lakukan diusia kita sekarang ini.”
Yo memperbaiki letak duduknya sambil memperhatikanku dengan seksama. Aku menaikkan alis kiri.
“Iya… ya…apa yang sudah kita lakukan diusia kita sekarang ini?’ Yo bersuara.
“ Nah itu dia tuh yang harus dicarikan jawabannya. Yah….kita selama ini sibuk memperbaiki penampilan, tapi lupa memperbaiki aqidah kita. Sibuk menjaga bedak, lipstik, aye syedow agar tidak luntur, tapi lupa menjaga wudhu. Sibuk mengikuti kursus kepribadian, tapi tidak ada waktu untuk ngaji. Sibuk mencari prestise, tapi tidak meningkatkan kualitas iman. Sibuk memperbaiki penampilan didepan  orang, tapi setiap bertemu Alloh pada saat sholat, penampilan kita ala kadarnya, malah pake daster yang lusuh. Jadi mulailah kita memperbaiki apa yang sudah menjadi ketetapan Alloh, yang sesuai Al-Qur’an dan sunnahtulloh”. Jelasku panjang lebar.
“Kamu benar, kita terlalu sibuk dengan dunia kita, padahal Alloh tidak menginginkan apa-apa dari kita. Kita yang butuh tapi kok belagu banget  ya….”
Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menatapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran.(Q.S. AI Ashr: 1-3).” Tambahku  bak  seorang ustadzah.
“Iya , sungguh mengerikan kita telah menyia-nyiakan umur kita dengan hal-hal yang tidak disenangi Alloh dan yang telah dicontohkan Rasullulloh. Yo berkata pelan, wajahnya agak senduh.
“Aku teringat dalam hadits qudsi, "Pada setiap fajar ada dua malaikat yang berseru-seru: "Wahai anak Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak kembali lagi sehingga hari pengadilan.” Tambah Yo dengan masygul.
Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim).” Lanjutku, kemudian menyeruput teh yang tinggal seperempat  gelas.
“Menurutmu apa yang harus kita lakukan diusia kita sekarang ini.”  Aku tersenyum mendengar pertanyaan  sahabatku ini. Aku malu juga dengan pertanyaan seperti itu, “apa yang sudah kulakukan ya dengan hari-hariku selama ini?” Bathinku .
Iya..ya, seharusnya kita setiap hari muhasabah, intropeksi diri, mengevaluasi segala perbuatan yang telah kita lakukan. Sebagai seorang muslimah, apalagi diusia kita yang tidak muda lagi, kita harus bijaksana dalam menggunakan waktu. Tidak menyia-nyiakan waktu. Karena waktu tidak akan datang lagi. Seperti yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali tempat yang paling jauh dari kita didunia adalah masa lalu, walau dengan cara apapun masa lalu tidak akan kembali. Dan yang terpenting adalah agar iman selalu bertambah jangan  sampai berkurang. Basyr bin Al Harits berkata,  “Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashroh dan ia sedang menangis. Aku bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia menjawab, “Aku menangis karena umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu, semakin dekat pula ajalku, namun belum jelas juga amalku.” (Mujalasah wa Jawahir Al ‘Ilm, 1: 46, Asy Syamilah). Terangku seperti gaya udztazah-udztazah, tapi dilubuk hatiku yang dalam, aku takut juga waktuku yang telah kusia-siakan.
“ Trus…” Yo mendesakkan melanjutkan  penjelasanku.
“Trus...hmmm…, yah kita harus semangat memperbaiki diri, Alloh  itu maha mendengar, maha melihat, apa yang ada didalam hati kita dan melihat semua tingkah pola kita selama hidup didunia. 24 jam kita dalam pengawasan Alloh. Untuk itu kita harus membaca bacaan yang bermanfaat, seperti baca Al-Qur’an setiap hari, berdzikir, menjaga silaturahmi, taat pada suami, mendidik anak dengan baik, memperbaiki shalat fardhu, shalat tepat pada waktunya dan meningkatkan shalat sunnah, saling mengingatkan yang ma’ruf  dan melarang dari yang mungkar, bergaullah dengan orang-orang yang sholeha, bersedaqoh dan juga saling memaafkan. Pokoknya ikuti aja deh apa yang diperintahkan Alloh dan yang dicontohkan Rasululloh, Alloh sudah memberi format bagaimana selamat dunia akhirat, ingat kehidupan yang sesungguhnya diakhirat bukan didunia, Alloh itu ingin diibadahi sesuai yang diinginkan, jangan ditambah-tambahi, dilebih-lebihkan.  Aku tersenyum  pada sahabatku ini yang duduk tepekur menatap penganan diatas meja. Entah apa yang sedang dipikirkan.  Aku teringat dengan  waktu-waktu  yang sudah kulalui, betapa banyak hal ceroboh yang sudah kukerjakan. Semoga masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Tidak akan beranjak kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, apa yang telah di amalkan; tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia habiskan; dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan." (HR. At-Tirmidzi, no. 2417, ad-Darimi, I/135, dan Abu Ya'la dalam Musnadnya, no. 7397). Tambahku.
“ Bunyi adzan tuh…, yuk kita shalat. Justru diusia seperti kita ini  harus semangat memperbaiki diri serta semakin meningkatkan keimanan kita. Ajak Yo sambil beranjak dari tempat  duduknya.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.(QS : Al-Baqarah : 286).

1.doko-doko unti = kue khas Makassar, terbuat dari tepung beras dicampur santan dan didalamnya terdapat potongan pisang, kemudian dibungkus daun pisang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tambah