Minggu, 19 Mei 2013

ANGKRINGAN


Sejenak semilir angin menyentuh pori-pori wajahku. Menyejukkan. Aku dan suamiku berjalan beriringan menyusuri kompleks tempat tinggal kami sambil menikmati panorama malam. Malam ini suamiku ngajak malam mingguan, menebus kesibukannya beberapa minggu terakhir ini sekaligus mencari isi kampung tengah alias cari makanan. Sepanjang perjalanan, aku  disuguhi cerita-cerita lucu dan romantis.  Aku senyum – senyum dengar cerita suamiku. “ Mas ada-ada aja deh..” Kataku sambil bergelayut manja dilengan kirinya. “Iya..benar, makanya kamu sayang sama masnya ya”. Lanjut suamiku sambil menepuk punggung tangan kananku. Aku tersipu-sipu dibuatnya. Kulirik sejenak laki-laki dengan perawakan sedang ini, diapun tersenyum, tepatnya senyum menggoda. Subhanallah, maha suci Alloh, bahagianya tak terkira dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Segala puji bagi Alloh yang memberi semua keindahan dengan segala penciptaannya.
Aroma susu jahe mulai terhirup dihidungku dibawa oleh angin malam. Nampak angkringan, tempat kumpul-kumpul sambil lesehan dipinggir jalan, yang berada didepan gerbang perumahan tempat tinggalku mulai dipadati pengunjung. Dengan duduk beralasakan tikar ditemani tempe mendoan, sate usus atau tahu bacem dan tentu saja  segelas susu jahe manis semakin menambah hangat suasana malam. Angkringan ini memang buka-nya hanya dimalam hari. Bagi orang-orang yang lagi suntuk atau belum ngantuk atau istilah sekarang sekedar cari angin , biasanya nongkrong diangkringan, ajak teman, sanak sodara atau pasangan duduk-duduk, becanda, ketawa ketiwi, dan ada juga karena  sering – seringnya ke angkringan akhirnya dapat teman baru.   
Aku dan suamiku mengambil tempat duduk didepan gerobak angkringan, kami duduk dibangku panjang yang terbuat dari kayu, kami memang tidak berniat lesehan, cuma beli dan makan dirumah. Aku memesan susu jahe, tempe mendoan, sate usus, sate hati dan botoks, bukan botox untuk peremajaan kulit, tapi kudapan ini terbuat dari kelapa muda yang diparut, dicampur teri basah diberi bumbu dan dibungkus daun pisang. Sambil menunggu pesanan kami,  sejenak kulayangkan pandangan ke beberapa tempat. “Hmmmm...ini to suasana malam di Bekasi, rame juga. Dan tak jauh dari angkringan ini, ada penjual gorengan, nasi goreng, warung nasi uduk, jejeran ruko, tempat playstation, pokoknya ramailah dan yang menarik sekitar 500 meter dari perumahan ini ada tempat permandian,water boom. Tiba-tiba ada rasa kangen yang amat sangat menyeruak disegenap rongga dadaku. Kangen dengan  mama, adik-adikku  dan keponakan-keponakanku. Semoga Alloh selalu melindungi mereka, doaku dalam hati. Semenjak tiga mingguan di Bekasi baru kali ini aku keluar rumah, aku  belum berani jalan sendirian, belum mengenal jalan disekitar sini, walau aku bisa dan kalau mau bisa-bisa saja, tapi aku lebih menghargai suamiku untuk  tidak bepergian tanpa  didampingi oleh mahromnya.
Kuperhatikan orang-orang yang lagi lesehan, kata suamiku, angkringan disini terkenal, hampir tiap malam banyak pengunjungnya. Terbersit dihatiku untuk membuat penganan khas Makassar . Kalau angkringan ini punya minuman hangat susu jahe, Makassar punya sarabba. Wah....jiwa bisnisku datang menggoda nih. Aku tersenyum-senyum dengan  ideku ini.
“Sayang ada apa..., “ Tiba-tiba suamiku menepuk punggung tanganku. Mungkin dia merasa aku terlalu lama bengong sendiri. Aku tersenyum dan kurapatkan badanku didekatnya. Sambil berbisik pelan, kuatir si empunya angkringan dengar, aku ceritakan  ideku.
“Ehmm.. boleh juga tuh, ntar dirumah kita bahas. Gimana pesanannya udah ada belom.” Suamiku mengingat.
“ Yah...ntar aku tanya. Mbak pesanan kami udah ada ya..” Aku menatap Mbaknya yang lagi sibuk menuangkan susu jahe kedalam plastik. Susu jahe ini, rasanya manis pedes, selain pake susu dan jahe ditambah gula jawa. Enaklah, apalagi untuk menghangatkan badan.
“Ini Mbak pesanannya.” Mbak penjual menyerahkan 2 kantong kresek putih pesanan kami. Mbak penjualnya agak kerepotan melayani pembeli,  walau Mbak ini ditemani suaminya, maklumlah malam minggu pengunjung angkringannya lebih rame dari hari biasa.
“Iya ...,  ini uangnya. Terimakasih Mbak ...” aku tersenyum sebentar dengan Mbaknya, lalu kubimbing suamiku keluar dari  tenda gerobak angkringan,  dan jejer an  motor  serta kendaraan  roda empat.  Dengan dua kantong kresek ditanganku,  kembali kami menyusuri  halaman depan kompleks. Suamiku basa basi sejenak menyapa pak satpam dipos penjagaan pintu gerbang kompleks.  Didalam  kompleks ini suasananya sunyi apalagi jam segini. Sangat jauh beda dengan  tempat angkringan tadi.
“ Sayang....bagaimana, sudah tahukan yang namanya angkringan?”  Aku tersenyum.
“ Kalau di Makassar, namanya bagadang. Ada juga tuh tempat nongkrong malam hari, bedanya dimakanan yang dijual.” Terangku sambil melihat-lihat rumah disepanjang  jalan menuju  rumah kami.
Jam dihpku telah menunjukkan pukul 10 malam. Untuk beberapa kota besar seperti Jakarta dan kota-kota metropolitan, jam segini keramaian baru dimulai. Kota-kota besar sepertinya hampir sama semua, 24 jam tidak tidur. Kendaraan masih bersiliweran,  orang-orang masih sibuk melakukan aktifitas atau ada juga dipaksa , terpaksa untuk melakukan aktifitas. Yang fatal adalah melakukan aktifitas yang dipaksa-paksakan . Kadang kita berpikir untuk mencari angin, menghilangkan kejenuhan atau sekedar menghabiskan waktu,  atau mencari ngantuk  dengan kesibukan yang tidak  berarti. Tanpa disadari kita telah melalaikan banyak waktu,  hingga akhirnya  kita telah bermaksiat kepada Alloh. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Tidak akan beranjak kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, apa yang telah di amalkan; tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia habiskan; dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan."(HR. At-Tirmidzi, no. 2417, ad-Darimi, I/135, dan Abu Ya'la dalam Musnadnya, no. 7397).
 Saya teringat perkataan seorang penyair :
Berbekallah ketakwaan karena sesungguhnya engkau tidak tahu…
Jika malam telah tiba apakah engkau masih bisa hidup hingga pagi hari
Betapa banyak orang  yang sehat kemudian meninggal  tanpa didahului sakit…
Dan betapa banyak orang  yang  sakit yang  masih bisa hidup beberapa lama,
Betapa banyak pemuda yang tertawa di pagi dan petang hari,
Padahal  kafan mereka sedang ditenun dalam keadaan mereka tidak sadar,
Betapa banyak anak-anak yang diharapkan panjang umur…
Padahal tubuh mereka telah dimasukkan dalam kegelapan kuburan,
Betapa banyak mempelai wanita yang dirias untuk dipersembahkan kepada mempelai lelaki…
Padahal ruh mereka telah dicabut tatkala di malam lailatul qodar.

“Yah....semestinya ini menjadi motivasi buatku dan kita semua . Masih banyak hal yang harus diperbaiki. Banyak waktu terbuang  percuma oleh kesibukan duniawi. Apakah kita pernah berpikir,  apakah kita tahu arti, makna dari  bacaan shalat yang kita lakukan?,  Berapa surah  dari al-Qur’an  yang kita hafal?, Apakah kita selalu berdzikir ketika  kekamar mandi, keluar kamar mandi, bepergian, mau  tidur , makan atau  akhlak-akhlak lain yang telah dicontohkan oleh  Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.?     
“Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan (QS Yunus : 7-8)
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya dunia itu dilaknat, berikut segenap isinya juga dilaknat, kecuali jika disertai untuk tujuan kepada Allah SWT. (Al Hadits).”  Aku menarik napas mengingat semua itu.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (dunia) yakni kematian."(HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya, no. 2307, an-Nasa'i dalam Sunannya, no. 1824, Ibnu Majah dalam Sunannya, no. 4258, derajat hadits ini Shahih). Jadikanlah dunia hanya sebagai ladang akhirat, kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang sudah kita lakukan selama kita hidup didunia ini. “ Sekali lagi  aku menarik napas panjang.
“Sayang ada apa sih, dari tadi narik napas melulu. Tahu tidak, rumah kita sudah lewat, perasaan jauh amat kita jalannya.” Suamiku mengingatkan sambil  memberhentikan langkahku.
“ Ops...! ooo.. iya  lewat ya.....maaf  sayang ..., hehehehe.”  Aku senyum malu . Rupa-rupanya sudah dua rumah terlewati.
“Lamunkan apasih..., kamu ada masalah?
“ Kasih tahu ngak ya...” Aku menggoda suamiku.
“Yah....kasi tahulah , akukan suamimu, masalahmu masalahku juga....”
“Doooo....suami  sholeh....”. Aku menggodanya lagi . “Ngak ada apa-apa, benar  ngak ada apa-apa. Ngg...tapi terima kasih ya sayang atas semuanya. Mohon bimbingannya.”
“Duuuuu....istri sholeha....” Gantian suamiku menggodaku. “Ayo cepetan buka pintunya, lapar  nih.”
“Oke bos..., nah...silahkan masuk keistanah kita hehehe... . Sabar  ya..aku siapkan  makanannya, trus kita makan deh...” aku langsung kedapur menyiapkan  makan malam  kami.
“ Oke nyonya....aku sabar menanti.” Aku senyum-senyum lihat gaya  lucu  suamiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tambah