Sejenak semilir
angin menyentuh pori-pori wajahku. Menyejukkan. Aku dan suamiku berjalan
beriringan menyusuri kompleks tempat tinggal kami sambil menikmati panorama
malam. Malam ini suamiku ngajak malam mingguan, menebus kesibukannya beberapa
minggu terakhir ini sekaligus mencari isi kampung tengah alias cari makanan.
Sepanjang perjalanan, aku disuguhi
cerita-cerita lucu dan romantis. Aku senyum
– senyum dengar cerita suamiku. “ Mas ada-ada aja deh..” Kataku sambil bergelayut
manja dilengan kirinya. “Iya..benar, makanya kamu sayang sama masnya ya”.
Lanjut suamiku sambil menepuk punggung tangan kananku. Aku tersipu-sipu
dibuatnya. Kulirik sejenak laki-laki dengan perawakan sedang ini, diapun
tersenyum, tepatnya senyum menggoda. Subhanallah, maha suci Alloh, bahagianya
tak terkira dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Segala puji bagi Alloh
yang memberi semua keindahan dengan segala penciptaannya.
Aroma susu
jahe mulai terhirup dihidungku dibawa oleh angin malam. Nampak angkringan, tempat
kumpul-kumpul sambil lesehan dipinggir jalan, yang berada didepan gerbang
perumahan tempat tinggalku mulai dipadati pengunjung. Dengan duduk beralasakan
tikar ditemani tempe mendoan, sate usus atau tahu bacem dan tentu saja segelas susu jahe manis semakin menambah
hangat suasana malam. Angkringan ini memang buka-nya hanya dimalam hari. Bagi
orang-orang yang lagi suntuk atau belum ngantuk atau istilah sekarang sekedar
cari angin , biasanya nongkrong diangkringan, ajak teman, sanak sodara atau pasangan
duduk-duduk, becanda, ketawa ketiwi, dan ada juga karena sering – seringnya ke angkringan akhirnya
dapat teman baru.
Aku dan
suamiku mengambil tempat duduk didepan gerobak angkringan, kami duduk dibangku
panjang yang terbuat dari kayu, kami memang tidak berniat lesehan, cuma beli
dan makan dirumah. Aku memesan susu jahe, tempe mendoan, sate usus, sate hati
dan botoks, bukan botox untuk peremajaan kulit, tapi kudapan ini terbuat dari
kelapa muda yang diparut, dicampur teri basah diberi bumbu dan dibungkus daun
pisang. Sambil menunggu pesanan kami, sejenak
kulayangkan pandangan ke beberapa tempat. “Hmmmm...ini to suasana malam di
Bekasi, rame juga. Dan tak jauh dari angkringan ini, ada penjual gorengan, nasi
goreng, warung nasi uduk, jejeran ruko, tempat playstation, pokoknya ramailah
dan yang menarik sekitar 500 meter dari perumahan ini ada tempat
permandian,water boom. Tiba-tiba ada rasa kangen yang amat sangat menyeruak
disegenap rongga dadaku. Kangen dengan
mama, adik-adikku dan
keponakan-keponakanku. Semoga Alloh selalu melindungi mereka, doaku dalam hati.
Semenjak tiga mingguan di Bekasi baru kali ini aku keluar rumah, aku belum berani jalan sendirian, belum mengenal
jalan disekitar sini, walau aku bisa dan kalau mau bisa-bisa saja, tapi aku
lebih menghargai suamiku untuk tidak bepergian
tanpa didampingi oleh mahromnya.
Kuperhatikan
orang-orang yang lagi lesehan, kata suamiku, angkringan disini terkenal, hampir
tiap malam banyak pengunjungnya. Terbersit dihatiku untuk membuat penganan khas
Makassar . Kalau angkringan ini punya minuman hangat susu jahe, Makassar punya
sarabba. Wah....jiwa bisnisku datang menggoda nih. Aku tersenyum-senyum dengan ideku ini.
“Sayang
ada apa..., “ Tiba-tiba suamiku menepuk punggung tanganku. Mungkin dia merasa
aku terlalu lama bengong sendiri. Aku tersenyum dan kurapatkan badanku
didekatnya. Sambil berbisik pelan, kuatir si empunya angkringan dengar, aku
ceritakan ideku.
“Ehmm..
boleh juga tuh, ntar dirumah kita bahas. Gimana pesanannya udah ada belom.”
Suamiku mengingat.
“
Yah...ntar aku tanya. Mbak pesanan kami udah ada ya..” Aku menatap Mbaknya yang
lagi sibuk menuangkan susu jahe kedalam plastik. Susu jahe ini, rasanya manis
pedes, selain pake susu dan jahe ditambah gula jawa. Enaklah, apalagi untuk
menghangatkan badan.
“Ini Mbak
pesanannya.” Mbak penjual menyerahkan 2 kantong kresek putih pesanan kami. Mbak
penjualnya agak kerepotan melayani pembeli,
walau Mbak ini ditemani suaminya, maklumlah malam minggu pengunjung
angkringannya lebih rame dari hari biasa.
“Iya
..., ini uangnya. Terimakasih Mbak ...”
aku tersenyum sebentar dengan Mbaknya, lalu kubimbing suamiku keluar dari tenda gerobak angkringan, dan jejer an
motor serta kendaraan roda empat.
Dengan dua kantong kresek ditanganku,
kembali kami menyusuri halaman
depan kompleks. Suamiku basa basi sejenak menyapa pak satpam dipos penjagaan
pintu gerbang kompleks. Didalam kompleks ini suasananya sunyi apalagi jam
segini. Sangat jauh beda dengan tempat
angkringan tadi.
“
Sayang....bagaimana, sudah tahukan yang namanya angkringan?” Aku tersenyum.
“ Kalau di
Makassar, namanya bagadang. Ada juga tuh tempat nongkrong malam hari, bedanya
dimakanan yang dijual.” Terangku sambil melihat-lihat rumah disepanjang jalan menuju
rumah kami.
Jam dihpku
telah menunjukkan pukul 10 malam. Untuk beberapa kota besar seperti Jakarta dan
kota-kota metropolitan, jam segini keramaian baru dimulai. Kota-kota besar
sepertinya hampir sama semua, 24 jam tidak tidur. Kendaraan masih bersiliweran, orang-orang masih sibuk melakukan aktifitas
atau ada juga dipaksa , terpaksa untuk melakukan aktifitas. Yang fatal adalah
melakukan aktifitas yang dipaksa-paksakan . Kadang kita berpikir untuk mencari
angin, menghilangkan kejenuhan atau sekedar menghabiskan waktu, atau mencari ngantuk dengan kesibukan yang tidak berarti. Tanpa disadari kita telah melalaikan
banyak waktu, hingga akhirnya kita telah bermaksiat kepada Alloh. Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Tidak akan beranjak kedua kaki
seorang hamba pada hari Kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia
habiskan; tentang ilmunya, apa yang telah di amalkan; tentang hartanya dari
mana ia peroleh dan ke mana ia habiskan; dan tentang tubuhnya untuk apa ia
gunakan."(HR. At-Tirmidzi, no. 2417, ad-Darimi, I/135, dan Abu Ya'la dalam
Musnadnya, no. 7397).
Saya teringat perkataan seorang penyair :
Berbekallah
ketakwaan karena sesungguhnya engkau tidak tahu…
Jika
malam telah tiba apakah engkau masih bisa hidup hingga pagi hari
Betapa
banyak orang yang sehat kemudian
meninggal tanpa didahului sakit…
Dan
betapa banyak orang yang sakit yang masih bisa hidup beberapa lama,
Betapa
banyak pemuda yang tertawa di pagi dan petang hari,
Padahal
kafan mereka sedang ditenun dalam
keadaan mereka tidak sadar,
Betapa
banyak anak-anak yang diharapkan panjang umur…
Padahal
tubuh mereka telah dimasukkan dalam kegelapan kuburan,
Betapa
banyak mempelai wanita yang dirias untuk dipersembahkan kepada mempelai lelaki…
Padahal
ruh mereka telah dicabut tatkala di malam lailatul qodar.
“Yah....semestinya
ini menjadi motivasi buatku dan kita semua . Masih banyak hal yang harus
diperbaiki. Banyak waktu terbuang
percuma oleh kesibukan duniawi. Apakah kita pernah berpikir, apakah kita tahu arti, makna dari bacaan shalat yang kita lakukan?, Berapa surah dari al-Qur’an
yang kita hafal?, Apakah kita selalu berdzikir ketika kekamar mandi, keluar kamar mandi, bepergian,
mau tidur , makan atau akhlak-akhlak lain yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam.?
“Sesungguhnya,
orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami,
dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan
itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah
neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan (QS Yunus : 7-8)
Rasulullah saw
bersabda: “Sesungguhnya dunia itu dilaknat, berikut segenap isinya juga
dilaknat, kecuali jika disertai untuk tujuan kepada Allah SWT. (Al Hadits).”
Aku menarik napas mengingat semua itu.
“Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda
:"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (dunia) yakni
kematian."(HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya, no. 2307, an-Nasa'i dalam
Sunannya, no. 1824, Ibnu Majah dalam Sunannya, no. 4258, derajat hadits ini
Shahih). Jadikanlah
dunia hanya sebagai ladang akhirat, kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban
atas apa yang sudah kita lakukan selama kita hidup didunia ini. “ Sekali lagi
aku menarik napas panjang.
“Sayang ada apa sih, dari tadi narik
napas melulu. Tahu tidak, rumah kita sudah lewat, perasaan jauh amat kita
jalannya.” Suamiku mengingatkan sambil
memberhentikan langkahku.
“
Ops...! ooo.. iya lewat ya.....maaf sayang ..., hehehehe.” Aku senyum malu . Rupa-rupanya sudah dua rumah
terlewati.
“Lamunkan
apasih..., kamu ada masalah?
“
Kasih tahu ngak ya...” Aku menggoda suamiku.
“Yah....kasi
tahulah , akukan suamimu, masalahmu masalahku juga....”
“Doooo....suami sholeh....”. Aku menggodanya lagi . “Ngak ada
apa-apa, benar ngak ada apa-apa.
Ngg...tapi terima kasih ya sayang atas semuanya. Mohon bimbingannya.”
“Duuuuu....istri
sholeha....” Gantian suamiku menggodaku. “Ayo cepetan buka pintunya, lapar nih.”
“Oke
bos..., nah...silahkan masuk keistanah kita hehehe... . Sabar ya..aku siapkan
makanannya, trus kita makan deh...” aku langsung kedapur menyiapkan makan malam
kami.
“ Oke
nyonya....aku sabar menanti.” Aku senyum-senyum lihat gaya lucu
suamiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tambah